Friday 20 June 2014

Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life



Pernahkah anda bertanya tentang tujuan hidup anda? Seringkali kita terlalu sibuk menjalani kehidupan yang terus menerus dalam siklus yang serupa. Pergeseran nilai nilai kemanusiaan dalam era globalisasi dan teknologi industri yang semakin pesat sekarang ini memaksa kita sebagai manusia mau tidak mau harus menjadi 'robot' atau dalam kata lain adalah dehumanisasi. yang lebih parah lagi jika rutinitas yang biasa kita kerjakan adalah hal yang tidak kita sukai,serasa life for nothing, hidup dalam kesia siaan nilai dan terus diperbudak untuk mengejar materi. 

Pada hakikatnya kita adalah 'human being' tidak sekedar 'human doing' yang terus terusan di paksa 'berlari' di dalam 'treadmill' tanpa tahu akan kemana. Yang kita perlukan adalah keluar dari treadmill ini dan menjadi apa yang anda inginkan. Its never too late to change what you have been to be what you want to. Tapi banyak orang orang sekarang bekerja keras melewatkan hidupnya untuk sekedar mencari uang. Memang salah satu faktor kesejahteraan adalah uang,tapi juga tidak bisa dibenarkan sepenuhnya. Kadang orang orang 'pelari treadmill' terlalu sibuk mengejar materi,bekerja keras hingga stress. Manusia manusia seperti ini kebahagiaannya hanya sebatas awal bulan. If you don't like your job,quit. Think less,feel more find out who you really are. 

Sekarang jaman sudah bergeser,sudah tidak lagi jamannya kerja keras. Jika benar kerja keras menghasilkan uang dan kebahagiaan,tentu saja para pekerja pekerja kasar seperti buruh,kuli dll sudah menduduki strata tertinggi dalam struktur sosial. Yang kita perlukan adalah bagaimana bekerja cerdas. Dahulu manusia bekerja keras menarik barang,sampai akhirnya ada yang berinovasi menggunakan pikirannya untuk membuat sebuah roda,dahulu manusia bersusah payah mendayung kapal sampai akhirnya ditemukan layar. 

Setiap manusia terlahir dengan kecerdasan dan bakat yang berbeda beda.tapi jarang bakat bakat ini disadari dan diselami lebih dalam. Karena para generasi tua biasanya beranggapan bahwa cerdas hanyalah sekedar logic smart. Padahal ada 7 kecerdasan lain yang telah menjadi gift untuk semua manusia. 

Saya setuju dengan quotes dari Confusius "Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life." Dan saya ingin menyampaikan pada kalian kalian yang ingin memilih jurusan kuliah. Jangan memilih pendidikan teknik atau dokter hanya karena embel embel gaji tinggi, pilihlah jurusan tersebut karena memang benar benar interest dan ada passion di dalamnya. Menurut saya belajar tanpa curiousity adalah sia sia,karena tidak seperti bekerja yang sekedar 'do' tapi juga 'learn' mempelajari hal hal baru. Dan juga ada 'emotional block' karena subconsicius atau alam bawah sadar menolak pelajaran pelajaran tersebut karena tidak sesuai dengan dunianya. Perlu diketahui bahwa sebagian besar memori ditangkap oleh alam bawah sadar. Sebagai contoh saat anda mendengarkan lagu yang anda sukai maka secara tidak langsung alam bawah sadar merekam dalam otak baik nada,irama,lirik,intonasi dan sebagainya, kenapa? Karena memang anda enjoy dan bisa menikmatinya. 
sebaliknya,jika kondisi fisik maupun psikis tertekan maka pemikiran individu tersebut kurang bisa berkembang. Pendidikan yg humanis menekankan pentingnya pelestarian eksistensi manusia,dalam arti membantu manusia lebih manusiawi,lebih berbudaya,sebagai pribadi yang berkembang. 

Untuk para orang tua saya sarankan agar jangan memaksakan hal tersebut,karena sebenarnya anak (dan juga sebagai manusia merdeka) memiliki hak untuk menentukan masa depannya sendiri,orang tua hanya bisa mengarahkan bukan menentukan. Orang tua orang tua seperti ini biasanya melarang anaknya kuliah di jurusan tertentu karena menganggap jurusan tersebut tidak berguna. Membanding bandingkan jurusan yang berbeda itu sama halnya dengan membandingkan dua genre musik yang berbeda beda,ada orang yang suka musik jazz,ada orang yang menyukai musik hardcore,pop,keroncong,blues,swing dll and which better? Ya itu kan tergantung selera masing masing. Padahal semua ilmu pengetahuan itu berguna dan terus berkembang,dunia ini bekerja bagaikan komponen motor komponen motor yang bekerja secara berkesinambungan dan manusia akan terus mencari sub ilmu sub ilmu yang lain untuk diimplementasikan demi kehidupan yang lebih sejahtera. Dan pemikiran kolot pemikiran kolot generasi tua itu bagaikan melarang para pelaut zaman pertengahan mengeksplorasi dunia karena beranggapan ujung dunia adalah jurang,padahal Copernicus telah menemukan teori heliosentris bahwa bumi itu bulat dan matahari sebagai pusat tata surya. Catch the analogy? 

Be the best of you,hidup ini tidak melulu tentang harta dan juga materi,ada hal hal kepuasan batin yang tidak bisa dibeli dengan uang. This world need more kindness rather than cleverness and as I told you in the beginning, find your self because life just once,think less and feel more.

KAFKA ON THE SHORE BOOK REVIEW



Kafka On The Shore merupakan novel karangan seorang penulis Jepang, Haruki Murakami. Novel bergenre metafisik ini bercerita tentang dua tokoh utama yakni Kafka Tamura dan Nakata. Kafka tamura adalah seorang remaja berumur 15 tahun dengan pemahaman nihilisme akan hidup yang lari dari rumah yang ditinggalinya bersama ayahnya, seorang pemahat patung terkenal di Tokyo. Kafka sendiri mempunyai dua kepribadian, atau bisa lebih tepat dikatakan mempunyai alter ego bernama Crow. Sedangkan tokoh utama yang kedua yakni Nakata, adalah seorang pria tua yang secara aneh dapat berbicara dengan kucing, namun tidak mampu untuk membaca ataupun menulis. Pada awal cerita, asal-usul Nakata di spekulasikan dengan beberapa cerita. Beberapa menceritakan bahwa Nakata telah memakan jamur beracun. Sedangkan beberapalainnya menceritakan bahwa Nakata adalah subjek penelitian pihak intelejen Amerika ketika perang dunia kedua. Mana yang benar? Hal tersebut tidak dijelaskan secara eksplisit di buku ini, sehingga mendorong pembaca untuk menafsirkan dengan perspektifnya masing-masing. Kedua tokoh utama ini pada tengah cerita secara halus akan bersinggungan satu sama lainnya. Seperti biasanya, novel-novel Haruki Murakami selalu digambarkan dengan penjelasan suasana yang sangat nyata, mulai dari musik latar belakang, penggambaran fisik, emosional hingga situasi yang metafisik atau bahkan surreal. Dialog para tokoh di novel ini terasa sangat kompleks namun mengalir secara lembut dengan adanya penjelasan ilmiah serta pemahaman tentang filsafat yang mendalam. Bahkan, beberapa adegan di novel ini secara harfiah tidak dapat dinalar oleh logika ; perasaan kesendirian yang aneh, keheningan yang tak terjelaskan dan juga transisisi satu tokoh ke tokoh lainnya yang meninggalkan tanda tanya besar oleh pembaca. Bukan hanya itu saja, novel ini juga mempunyai plot twist yang sangat tidak terduga. Mulai dari adanya hujan ikan, hubungan sex yang aneh antara Kafka Tamura dengan hantu miss Saeki, hingga kematian Johnnie Walker, seorang maniak organ dalam kucing.Alur penceritaan yang implisit dari penulis meninggalkan sebuah tanda tanya besar untuk para pembaca pada setiap halamannya. Atau mungkin bahkan pertanyaan-pertanyaan pembaca masih menggantung hingga akhir halaman mengingat bahwa novel ini (dan novel-novel dari Haruki Murakami kebanyakan) tidak mempunyai ending yang jelas. Namun disitulah sisi menariknya, pembaca dipersilahkan untuk memilih sendiri bagaimana akhir yang ideal untuk cerita tersebut. Haruki Murakami merupakan sosok figur penting dalam dunia postmodernisme literature. Hampir semua tema novel yang diangkat oleh Haruki Murakami mengangkat tema tentang nihilisme, kesendirian dan juga alienasi. Kafka Tamura misalnya. Tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai seseorang yang tidak menginginkan apa-apa, hidup dalam kesia-siaan nilai dan teralienisasi dari dunia luar.Karya-karya Haruki Murakami pada cerita fiksi maupun non-fiksi telah diakui baik oleh Jepang dan juga dunia. Hasil dedikasinya itu memenangkan beberapa penghargaan international di bidang sastra,  diantara lain adalah World Fantasy Award (2006) , Frank O’Connor International Short Story Award (2006), Franz Kafka Prize (2006) dan Jerusalem Prize (2009).

Dream

I think life is a journey, a metaphorically journey to find what we’re looking for.In my earlier year of life, i always dreaming to be rich and famous. But as i grow up now, i realize that money is just a paper and famous doesn't always bring happiness.It was philosopher Allan Watts who asked a really simple question. “what if money was no object? How would you really enjoy spending your life?”. His question demand an answer.what’s really makes me happy? what do i want for this life? and the most important question was “what is my dream?”.I start to dig out my soul to find the answer.Then, i found out it was writing that makes me happy. i want to be a writer. If destiny was a treasure map, it would be my “X”. I know that would not be easy. There would be a lot of obstacles along the way. I will dealing with waves of failures, the storm of fear and cold nights of hopelessness. But i understand that great sailor doesn't born in steady sea. Maybe I can spend my entire life blaming the world, but successes or failures are entirely my own responsibility. i have a dream to pursuit, a promise to fulfill, and a chest of treasure to open.Eleanor Roosevelt said that, “the future belongs to those who believe in the beauty of their dream”.Even if the path ahead is covered with grey clouds above, I would sail the ocean far more further.I believe that as long as i have dream in my mind, there would be sprinkles of hope to carry on, a gasoline for mankind to keep alive. Because if i give up on my dream, what’s left?